Daisypath Happy Birthday tickers

I made this widget at MyFlashFetish.com.

Saturday, November 29, 2008

Surat Cinta

Ditujukan kepada :

Insan yang tersia-sia malamnya
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh



Wahai orang-orang yang terpejam matanya,
Perkenankanlah kami, 

manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu.
Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami sibuk di sepertiga akhir.
Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahsianya yang penuh pesona. 

Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia.
Namun kami tak perlu bersusah payah, 

sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari syurga.

Wahai orang-orang yang terlelap,
Sungguh nikmat malam-malammu. 

Gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat tenaga cahaya yang tersembunyi di baliknya. 
Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. 
Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,
menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, 

bergeliat manja dibalik selimutmu yang demikian hangatnya.
Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena,
Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!!

Yang setiap malam terpejam matanya, 
yang terlelap pulas tak terkira. 
Atau yang terlena oleh suasananya yang begitumenggoda. 
Kami tidak seperti dirimu!! 
Kami adalah para perindu kamar di syurga. 
Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil, 


Rasulullah SAW bersabda : 
"Sesungguhnya di syurga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar.
Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan solat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." 


Sudahkah kau dengar tadi? 
Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan solat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,
Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. 

Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadist.
Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tak terperi.
Penghujung malam adalah 
kenikmatanku terbesar. 
Tapi tahukah kau? Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri.
Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. 
Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. 
Jika salah satu dari kami selesai mendirikan solat, 
maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya.
Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? Pedulikah kau pada keluargamu?
Adakah kebaikan
yang kau inginkan dari mereka? Sekedar untuk membangunkan orang-orang
yang paling
dekat denganmu, keluargamu?
Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku
sebagai Sang Penakluk
kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu
Katsir mengomentari
diriku, katanya, "Nuruddin itu sudah asyik dengan solat malam, banyak
berpuasa dan
berjihad dengan akidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan aku
raih bersama
pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah
perbincangan seru. Kata
mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan kerana pasukannya yang
banyak. Tetapi
lebih kerana dia mempunyai rahasia bersama Tuhan." Aku tersenyum,
mereka memang
benar. Kemenangan yang kuraih adalah kerana do'a dan solat-solat
malamku yang penuh
kekhusyu'an.
Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah
Isteriku tercinta, Khatun
binti Atabik. Dia adalah istri solehah di mataku, terlebih di mata
Allah. Malam-malam kami
adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan
dan desahan
angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami
jatuh berderai dalam
sujud kami yang panjang.
Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan
jiwaku itu tampak
murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya
Allah, ternyata dia
tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan kesempatan
untuk beribadah.
Astaghfirullaah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera
setelah peristiwa itu
kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang pegawai khusus
untuknya. Pegawai
itu kuperintahkan untuk menabuh genderang agar kami terbangun di
sepertiga malamnya.
Wahai orang-orang yang terbuai,
Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqsa, rumah Allah yang
diberkati.
Akulah pengukir tinta emas itu, seorang Panglima Perang, Shalahuddin
Al-Ayyubi.
Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang
Panglima yang selalu
menjaga solat berjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Al-
Qur'an yang
indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu.
Saat-saat dimana aku
bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah
perjuangan-perjuangan
nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.
Wahai orang-orang yang masih saja terlena,
Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel? Akulah orang
dibalik
penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Namun tahukah kau bahwa
sehari sebelum
penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk
berpuasa pada siang
harinya. Dan saat malam tiba, kami laksanakan solat malam dan munajat
penuh harap akan
pertolongan-Nya. Jika Allah memberikan kematian kepada kami pada
siang hari disaat kami
berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang
hari kami berada di
ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Allah temukan
kami berada dalam
kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.
Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,
Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan? Mereka
sangat merindukan
air yang keluar dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa
sangat menyengat, padang
pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk
mengadakan Solat
Istisqa yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada
wajah-wajah besar yang
turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atha' As-Sulami, Tsabit Al-
Bunani. Solat dimulai, dua
rakaat pun usai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang
penuh berkah.
Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada
tanda-tanda hujan akan
turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru.
Dalam hati mereka
bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan
itu tertahan di
langit? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini?
Solat demi solat Istisqa didirikan, namun hujan tak kunjung datang.
Hingga suatu malam,
Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat
malam itulah, aku,
Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian
usang, datang ke
masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk solat Istisqa
sendirian, dua orang
terpandang itu mengamati gerak gerikku.
Setelah solat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan tanganku ke
langit, seraya berdo'a :
"Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang
kepada-Mu memohon
sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikit pun kekuasaan-Mu.
Apakah ini kerana
apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu
telah hilang?
Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar
Engkau
berkenan memberi kami hujan secepatnya."
Lalu apa gerangan yang terjadi? Angin langsung datang bergemuruh
dengan cepat, mendung
tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do'a seorang
pelayan ini. Do'aku
dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi
yang tandus yang
sudah lama merindukannya.
Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terhairan dan kau pasti juga
hairan bukan? Aku,
seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih pekat
dari malam-malam yang
kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa
kerana do'aku yang makbul
dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.
Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,
Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam
Nawawi. "Suatu hari muridku
menanyakan kepadaku, bagaimana aku boleh menciptakan berbagai karya
yang banyak?
Bila aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku?" Lalu
kujelaskan padanya, "Jika aku
mengantuk, maka aku hentikan solatku dan aku bersandar pada buku-
bukuku sejenak.
Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan
ibadahku."
Aku tahu kau pasti berfikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh
akal sihatmu. Tapi
lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau boleh menikmati
karya-karyaku.
Wahai orang-orang yang tergoda,
Begitu kuatkah syaitan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur
pulas? Ya, sangat kuat,
tiga ikatan di tengkuk lehermu! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu
sambil berkata, "Hai
manusia, engkau masih punya malam panjang, kerana itu tidurlah!."
Hei, sedarlah, sedarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu
muslihatnya! Syaitan itu berbohong
kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk
menangkal godaannya.
Sebutlah nama Allah, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian,
berwudhulah, maka
akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, solatlah, solat
seperti kami, maka akan
lepaslah semua ikatan-ikatan itu.
Wahai orang-orang yang masih terlelap,
Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan? Masihkah?
Adakah tergerak
hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama
dengan-Nya,
memohon keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat? Tidakkah kau tahu, bahwa
Allah turun ke
langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau
tahu, bahwa Dia
berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan
Kukabulkan,
siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon
ampun kepada-Ku
akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah."
Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia,
Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada ertinya.
Malamlah yang
memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah
malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau
menginginkan kehidupan
sesungguhnya? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak
kau akan temukan
cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin
terlelap, menikmati
tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan
gulingmu, bergeliat
manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta
kami ini sungguh tak
berarti apa-apa bagimu.


Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di syurga-Nya, mendapati
dirimu dan diri kami
dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi
dalamnya terlihat dari luar.
Semoga...


Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Manusia-Manusia Malam
Semoga kisah orang-orang besar itu menjadi semangat untuk kita
mengikuti jejak mereka.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...